KEADILAN SEMESTA BAGI HAMBA-HAMBA-NYA

"AKU tak peduli dengan pengakuan dunia:peduli apakah(kepada dunia) orang yang saksinya adalah tuhan?Apabiala seekor kelelawar menerima sesuatu yang menyenangkan(dirinya)dari sinar matahari,itulah bukti bahwa (matahari) itu bukanlah matahari (yang sesungguhnya).Penolakan dari para kelelawar celaka adalah bukti bahwa aku merupakan matahari yang bersinar dan cemerlang.Apabila kumbang-kumbang merasakan hasrat untuk suatu air mawar(sesuatu),itulah bukti bahwa itu bukan air mawar.Apabila suatu mata uang palsu bergairah untuk batu ujian,itu memberikan ketidakpastian dan keraguan akan kebenaran batu ujian itu.Pencuri menghendaki malam bukan siang-ingatlah itu!Aku bukan malam,aku siang karena aku bersinar ke seluruh dunia.Aku menapis,aku sangat membeda-bedakan,seperti ayakan,sehingga antah tak mendapatkan jalan melalui saya.Aku membuat tepung yang berbeda dari antah,untuk menunjukkan bahwa ini adalah bentuk (lahiriah),dan itu (batin) adalah jiwa (hakikat).Aku adalah neraca tuhan di dunia:aku membedakan dari hal yang ringan dan berat.Anak sapi yang menganggap sapi itu tuhan;keledai(menganggap tuhan) siapa yang suka dan yang sesuai dengan hasratnya.Aku bukan sapi yang harus di puja-puja oleh anak sapi;aku bukan widuri yang harus di kejar-kejar oleh onta.Ia (orang kafir) mengira bahwa ia telah menyakitiku;sebaliknya,ia telah menyeka debu dari kacaku".

( Matsnawi II/2068-94 )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar